Sunday, November 28, 2010

Butuh 50 Tahun Rehabilitasi Lingkungan Merapi


MAGELANG - Letusan Gunung Merapi tak hanya menelan ratusan korban jiwa, namun juga meluluhlantakkan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Kerugian akibat kerusakan lingkungan itu diperkirakan mencapai Rp5,5 triliun.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi Tri Prasetyo mengatakan letusan Merapi telah mengakibatkan kerusakan TNGM dalam skala luas.


Kerusakan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta mencapai 2.800 hektare dari total luas taman nasional 6.410 hektare. Di wilayah Kabupaten Magelang, luas kerusakan mencapai 800 hektare.

”Kerusakan terparah berada di wilayah Cangkringan di mana hampir 1.150 hektare pohon pinus mati,’’ ujar Prasetyo di Magelang, Jawa Tengah, kemarin.

Dia menjelaskan, kerusakan kawasan taman nasional mencakup musnahnya vegetasi pinus, hutan rimba, dan hutan penelitian.
“Erupsi Merapi juga membuat semua sumber mata air di taman nasional hilang. Selain itu, bangunan dan semua fasilitas yang ada juga telah hancur,” ucapnya.

Prasetyo menyatakan, perlu segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memulihkan TNGM.

Kendati demikian, dia mengakui waktu yang dibutuhkan sangat lama, bisa mencapai 50 tahun. “Tapi untuk pemulihan secara bertahap bisa 10 tahun, untuk melihat perubahannya secara signifikan. Dengan catatan, selama waktu kegiatan pemulihan itu tidak terjadi lagi bencana letusan Merapi,” ujarnya.


Pada bagian lain, rehabilitasi dampak bencana Merapi terus dilakukan. Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Soetrisno mengungkapkan telah mengerahkan lima alat berat untuk menangani banjir lahar dingin di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi.

Alat tersebut digunakan untuk mengeruk material di Sungai Boyong dan Code di Yogyakarta, serta Sungai Putih di Magelang.

No comments:

Post a Comment