Monday, November 15, 2010

Pengungsi Bersabarlah, Merapi Masih Berstatus Awas

Warga di lereng Merap mengevakuasi diri

YOGYAKARTA - Pengurangan jarak Kawasan Rawan Bencana (KRB) di beberapa wilayah sekitar Gunung Merapi tak dipungkiri mempengaruhi keinginan warga untuk pulang ke rumah.

Tidak hanya warga yang tinggal di wilayah yang sudah di luar KRB, tapi juga warga yang rumahnya masih masuk dalam zona berbahaya.

Koordinator pengungsi di Stadion Maguwoharjo, Budiharjo tidak menampik perubahan KRB menimbulkan keinginan pengungsi untuk kembali ke rumah. "Mungkin saja masyarakat ingin cepat status rumahnya masuk lokasi aman," katanya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (15/11/2010).

Namun, Budiharjo menegaskan pihaknya telah mengimbau warga tetap berada di pengungsian demi keselamatan karena kondisi Merapi masih awas. Pihaknya juga telah menempatkan petugas Satlak untuk memantau keberadaan pengungsi di setiap kelompok pengungsian agar tidak kembali ke rumah.

Dia mengatakan, kalaupun ada yang sudah meninggalkan stadion Maguwoharjo, pengungsi pindah ke lokasi pengungsian lain misalnya Jogja Expo Center dan di dalam area sejumlah perguruan tinggi.

Berdasarkan data Satlak Pemkab Sleman, jumlah penggungsi di Maguwoharjo kemarin tercatat sebanyak 9.456 orang. Diketahui, sebelumnya Badan Geologi Kementerian ESDM merevisi zona ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang ditetapkan dalam radius 20 kilometer dari puncak Merapi untuk wilayah Kabuapaten Magelang, Boyolali, Klaten. Sedangkan wilayah lain tetap 20 km.

Berdasarkan pantauan, lokasi pengungsian Stadio Maguwoharjo terlihat tidak terlalu padat ketimbang beberapa hari lalu. Hadi, salah seorang pengungsi mengungkapkan ada beberapa warga yang sudah pulang. "Ada yang sudah pulang sejak pagi tadi," ujarnya sambil menunjuk lantai kosong yang sebelumnya ditempati pengungsi.

Meski sudah "kangen" dengan rumahnya di Ngemplak, dia mengaku tidak memiliki keberanian untuk melangkahkan kaki untuk pulang. "Takut ada apa-apa," tuturnya.

No comments:

Post a Comment